Kamis, 27 2012 • 10:01
itoday - Tawuran pelajar di Jakarta yang sampai memakan korban selama dua hari berturut-turut menunjukkan kegagalan sistem pendidikan di Indonesia dan Mendikbud M Nuh harus bertanggungjawab.
"Pemerintah dalam hal ini Mendikbud Pak M Nuh harus bertanggungjawab," kata pengamat sosial, Maskut Candranegara kepada itoday, Kamis (27/9).
Menurut Maskut, munculnya tawuran pelajar menjadi bukti kegagalan sistem pendidikan di Indonesia. "Sudah saatnya kurikulum di sekolah dievaluasi, tidak berhenti sampai evaluasi kurikulum akan tetapi sistem pengajarannya harus dievaluasi," paparnya.
Kata Maskut, pihak sekolah yang anak didiknya terlibat tawuran harus diberi sanksi. "Sekolah-sekolah yang selama ini anak didiknya tawuran sudah saatnya diberi sanksi, kenapa sampai terjadi, hal demikian walau tawuran dilakukan di luar sekolah," ungkap Maskut.
Selain itu, ia mengkritik Mendikbud M Nuh yang memberikan pernyataan bahwa pelaku pembunuh pelajar saat terjadi tawuran merasa puas.
"Tidak semestinya Mendikbud Pak M Nuh menyatakan seperti itu di depan media karena apapun pernyataan pejabat publik akan dikutip media. Seyogyanya menteri cukup dengan peristilahan, adapun kutipan tersebut hanya pantas diucapkan saat memberi pengarahan intern jajaran kementrian sampai ke tingkat sekolah," pungkasnya.
itoday - Tawuran pelajar di Jakarta yang sampai memakan korban selama dua hari berturut-turut menunjukkan kegagalan sistem pendidikan di Indonesia dan Mendikbud M Nuh harus bertanggungjawab.
"Pemerintah dalam hal ini Mendikbud Pak M Nuh harus bertanggungjawab," kata pengamat sosial, Maskut Candranegara kepada itoday, Kamis (27/9).
Menurut Maskut, munculnya tawuran pelajar menjadi bukti kegagalan sistem pendidikan di Indonesia. "Sudah saatnya kurikulum di sekolah dievaluasi, tidak berhenti sampai evaluasi kurikulum akan tetapi sistem pengajarannya harus dievaluasi," paparnya.
Kata Maskut, pihak sekolah yang anak didiknya terlibat tawuran harus diberi sanksi. "Sekolah-sekolah yang selama ini anak didiknya tawuran sudah saatnya diberi sanksi, kenapa sampai terjadi, hal demikian walau tawuran dilakukan di luar sekolah," ungkap Maskut.
Selain itu, ia mengkritik Mendikbud M Nuh yang memberikan pernyataan bahwa pelaku pembunuh pelajar saat terjadi tawuran merasa puas.
"Tidak semestinya Mendikbud Pak M Nuh menyatakan seperti itu di depan media karena apapun pernyataan pejabat publik akan dikutip media. Seyogyanya menteri cukup dengan peristilahan, adapun kutipan tersebut hanya pantas diucapkan saat memberi pengarahan intern jajaran kementrian sampai ke tingkat sekolah," pungkasnya.