Balada Seorang Narapidana (Bagian 130)

Oleh, Dalem Tehang SUARA adzan Maghrib terdengar kencang. Bersamaan dengan berdatangannya puluhan orang ke rumah Allah yang ada di ...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 129)

Oleh, Dalem Tehang GERRY meminta OD kamarnya membuatkan minuman hangat. Aku minta kopi pahit. Sesaat kemudian, sambil menyandarkan ...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 128)

Oleh, Dalem Tehang SEBELUM masuk ke kamar, ku minta Arya membagi panganan untuk Tomy dan Hasbi di kamar 2. Juga untuk Bagus dan Yos...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 127)

Oleh, Dalem Tehang PADA sebuah pintu kecil terbuat dari besi baja dengan teralis kawat, kami berbelok. Masuk ke kompleks tahanan ya...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 126)

Oleh, Dalem Tehang SEUSAI makan, aku ke kamar mandi. Untuk buang air kecil. Namun akhirnya, aku urungkan. Karena kamar mandinya san...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 125)

Oleh, Dalem Tehang SELEPAS pemeriksaan yang ekstra ketat tersebut, kami kembali digiring berjalan beriringan melalui selasar yang m...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 124)

Oleh, Dalem Tehang   BELASAN tahanan yang baru masuk rutan diperintahkan berbaris rapih di ruang dalam. Hanya sekitar dua meter dar...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 123)

Oleh, Dalem Tehang   TIBA -tiba jaksa wanita itu memasuki ruang khusus yang disediakan bagi tahanan tertentu, sebelum melanjutkan proses pen...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 122)

Oleh, Dalem Tehang                  “ LUAR biasa rupanya pak Mario ini. Fans-nya banyak bener di rumah tahanan,” suara penyidik Bud...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 121)

Oleh, Dalem Tehang SAAT mataku menatap Hendri yang duduk di depanku, hatiku terkesiap. Pria gagah dengan wajah keras yang tersangku...

Balada Seorang Narapidana (Bagian 120)

Oleh, Dalem Tehang “ NANTI kalau Babe sudah pergi dari sini, ke siapa aku harus konsultasi soal ini. Belum tentu juga tempatku tuke...