Demi memenuhi serapan vaksinasi minimal 70 persen sampai akhir tahun, sejumlah Kepala Desa kembali diberi tugas mencacah masyarakatnya yang sudah di vaksinasi dan belum di vaksin.
Disisi lain, data yang terinput saat vaksinasi dan terbitnya aplikasi peduli lindungi hingga sertifikat vaksin, nyatanya belum secara spesifik optimal mendeteksi masyarakat belum dan sudah di vaksin dalam satu desa.
Kepala UPTD Puskesmas Tempuran, H Silahudin Ajiz S.Km mengatakan, data vaksinasi dialuinya sulit di himpun per desanya. Karena saat pelaksanaan, yang di laporkan ke Dinkes Karawang adalah data Global dari sasaran vaksin, bukan data per desanya. Disisi lain, saat vaksinasi juga kesulitan memilah, karena peserta yang di vaksin itu berasal dari dalam dan luar desa. Karenanya, saat ini di setiap Puskesmas sudah siap kirimkan format data vaksinasi agar desa-desa bisa mendata dan menginput di desa masing-masing, siapa yang mencacahmya dan diberikan pemetaan data, mulai usia, lansia maupun disabilitas.
"Formatnya ada, nanti yang sudah tervaksin dan belum mohon didata, kita kasihkan ke Kades dan Kades di teruskan ke RW masing-masing nanti sama-sama kita input dan melaporkan," Ungkapnya.
Kades Pagadungan, Olim Ridwanullah mengatakan, yang mudah terdeteksi itu adalah vaksinasi keluarga karena terdata dalam satu KK, betapapun sudah di vaksin baik di perusahaan maupun kecamatan lain, bisa terkonfirmasi. Masalahnya sebut Olim, bagaimana dengan warga yang vaksin di luar program vaksin keluarga, ini harus di sortir kembali oleh sejumlah RT dan RW.
"Iya kalau yang vaksinasi keluargaah agak mudah, tapi yang program lain ini yang perlu di sortir lagi, " Pungkasnya. (Rd)