Tambahkan teks |
Pada tahun 537 H, putriku yang bernama Fatimah naik ke atas loteng rumah. Tak lama kemudian ia menghilang secara misterius. Pada waktu itu ia masih perawan dan usianya baru 16 tahun. Aku mengadukan kejadian itu kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jilany.
Beliau berpesan kepadaku, “Pergilah kamu malam ini ke padang pasir Kurkh dan duduklah di bukit yang kelima. Di situ buatlah lingkaran yang mengelilingimu dengan membaca, ‘Bismillah”
Lalu Syekh Abdul Qadir Jilani berkata, “Di tengah malam, akan lewat di hadapanmu rombongan jin dalam rupa yang bermacam-macam. Kamu jangan takut. Kemudian di sepertiga malam terakhir akan lewat di hadapanmu raja mereka yang dikawal pasukan yang begitu banyak.
Apabila ia menanyakan keperluanmu, maka katakan kepadanya, ‘Syekh Abdul Qadir mengutusku untuk menghadapmu.’ Lalu katakan kepadanya peristiwa yang menimpa putrimu.”
Lalu Aku pergi melaksanakan perintah Syekh Abdul Qadir. Pada waktu tengah malam melintas di hadapanku rombongan jin dalam beragam bentuk yang menakutkan. Mereka tak bisa mendekatiku atau melewati lingkaran yang telah kubuat.
Lalu di sepertiga malam terakhir datanglah raja mereka dengan menaiki kuda perang dan dikawal pembesar-pembesar mereka. Si raja jin itu berhenti di salah satu sudut lingkaran yang kubuat.
“Wahai manusia, apa keperluanmu?,” tanyanya kepadaku.
“Aku diutus Syekh Abdul Qadir!” begitu mendengar nama Syekh Abdul Qadir, raja jin itu langsung turun dari kudanya dan mencium tanah. Ia duduk di luar lingkaran bersama para pengawalnya.
Raja jin bertanya lagi kepadaku, “Ada apa denganmu?”
Aku pun menceritakan peristiwa yang menimpa putriku. Mendengar ceritaku itu, raja jin berseru kepada para pengawalnya, “Siapa yang berbuat itu (menculik putri Syekh Abu Said)?”. Tidak ada yang menjawab.
Tak lama kemudian datang salah satu jin dengan membawa putriku. Kedatangannya itu diiringi dengan teriakan yang gaduh dari para jin, “Itu adalah jin dari negeri China!” Melihat itu, raja jin menjadi murka.
“Apa yang membuatmu berani menculik putri orang yang berada di bawah naungan seorang wali qutub?” tanya raja jin.
Lantas jin dari negeri China menjawab, “Begitu melihatnya aku langsung jatuh cinta kepadanya.”
Tanpa pikir panjang, raja jin memerintahkan pasukannya memenggal kepala jin penculik tadi dan mengembalikan putriku kepadaku.
Aku bertanya kepada raja jin, “Mengapa malam ini anda sudi menampakkan diri kepadaku!! Apakah karena melaksanakan perintah dari Syekh Abdul Qadir Al-Jilany?.”
“Saat ini beliau tengah mengawasi jin-jin yang berbuat durhaka di antara kami dari rumah beliau. Mereka berlarian menuju tempat tinggal mereka masing-masing lantaran takut kepada beliau. Sesungguhnya wali qutub itu diangkat Allah SWT untuk membimbing manusia dan jin sekaligus,” jawabnya.
Itulah samudera hikmah dari sosok Syekh Abdul Qadir al-Jilany. Semoga kita semua mendapatkan berkahnya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Ust. Muhammad Haydar Husain