"Allah menjadikan akhirat sebagai tempat untuk membalas para hamba-Nya yang beriman, karena dunia ini tak dapat memuat apa yang hendak Allah berikan kepada mereka dan karena kebaikan mereka terlalu tinggi bila harus dibalas di dunia yang tidak kekal"
Allah menjadikan akhirat sebagai tempat untuk membalas amal manusia (bukan di dunia ini) karena dunia itu tidak akan muat untuk pembalasan Allah dan Allah ingin meninggikan derajat hamba yaitu dengan tidak memberi balasan pada dunia yang tidak langgeng. Pembalasan inilah yang telah diisyaratkan dalam hadits :
5050 - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَمْرٍو الْأَشْعَثِيُّ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا و قَالَ سَعِيدٌ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ مِصْدَاقُ ذَلِكَ فِي كِتَابِ اللَّهِ
صحيح مسلم - (ج 13 / ص 449)
Artinya : "Rasulullah SAW bersabda : Allah SWT telah berkata : saya menyiapkan (bagi hambaku yang sholeh) sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia"
Ada perbedaan antara ajru dan jaza'. Jaza' adalah pemberian Allah secara umum. Asalkan dia beramal maka akan dibalas baik di dunia atau di akhirat. Sedangkan ajru adalah upah dalam akad yaitu antara amil dan robbul mal. Semestinya ajru itu tidak ada kalau dinisbatkan pada Allah namun karena sudah berlaku maka banyak digunakan.
Allah akan memberikan jaza' (balasan) secara langsung bukan nasi'ah (tempo). Kalau kita mau sholat maka Allah akan menjauhkan kita dari amal jelek sebagaimana telah dijelaskan dalam surat Al-Ankabut : 45 :
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (45) [العنكبوت/45]
45. Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kita mau berjual beli dengan cara yang baik maka akan mendapatkan barokah. Jadi jaza' ini diberikan oleh Allah secara langsung tapi kalau ajru akan diberikan oleh Allah besok di akhirat. Dalam surat Al-Imran ayat 185 telah dijelaskan :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (185) [آل عمران/185]
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Lalu kenapa ajru harus diberikan besok di akhirat?
Hikmahnya adalah Karena ajru ini bertentangan dengan sifat dunia (فناء).
Adalah suatu hal yang aneh jika wadahnya adalah fana' tapi isinya (nikmat dan ajru) adalah baqa'. Dunia ini adalah daar al taklif (tempatnya beban perintah). Agar terlihat kehambaan kita kepada Allah maka kita diciptakan oleh Allah dalam keadaan terpaksa. Ini menunjukkan bahwa kita adalah hamba Allah. Kita tidak memiliki kekuatan kecuali dari Allah, oleh karena itu kita harus mengarahkan pekerjaan kita pada sesuatu yang diperintahkan oleh Allah (sholat dll). Inilah tugas yang menjadi kewajiban manusia.
Kalau sudah tahu kalau kita adalah hamba Alah maka kita akan sadar bahwa Allah itu akan memberi cobaan pada kita. Bagaimana kita menghadapinya? Sabar ataukah tidak. Oleh karena itu kita harus sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah tersebut. Dengan demikian semua nikmat Allah pasti ada cobaannya. Seperti dalam hal nikmat makan, kita harus mencari uang untuk membeli makanan tersebut dan untuk mendapatkan uang kita harus bekerja. Inilah sunnatullah yang telah dibebankan pada hambanya. Jadi dunia itu ada enak dan ada susahnya, ada baik dan ada jelek.
Karena inilah maka dunia tidak layak untuk menjadi tempat pembalasan. Karena jalan menuju Allah adalah mati dan orang bisa senang jika perkara yang disenangi itu bisa langgeng. Oleh karena itu dunia ini hanyalah sebagai tempat lewat saja. Ada sebuah kaidah yang menyatakan bahwa rumah kita harus lebih baik dari pada jalannya. Jadi kita harus sabar jika hidup di dunia yaitu jalan untuk lewat saja dalam menuju rumah yang baik yaitu akhirat. Kita tidak boleh tertipu dengan kehidupan dunia ini. Dalam surat Al-Imran : 196 telah dijelaskan :
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ (196) [آل عمران/196]
196. Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[260] di dalam negeri.
[260] Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.
Dan juga dalam surat Al-Hadid
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (20) [الحديد/20]
20. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Seandainya saja Allah menjadikan dunia ini penuh dengan keenakan maka kita pasti akan melupakan ibadah kepada Allah. Oleh karena itu Allah menjadikan dunia ini ada yang enak dan ada yang tidak enak agar kita ingat dan menjalankan perintah-Nya. Dalam surat Yasiin dijelaskan :
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ (68) [يس/68]
68. Dan barangsiapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada kejadian(nya)[1271]. Maka apakah mereka tidak memikirkan?
[1271] Maksudnya: kembali menjadi lemah dan kurang akal.
Semakin lama manusia pasti akan sadar bahwa dunia ini pasti akan rusak. Manusia akan bosan dengan dunia ini sehingga akhirnya akan menuju akhirat yaitu tempat yang tidak membosankan. Dalam surat Az-Zukhruf dijelaskan :
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (71) [الزخرف/71]
71. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya".
Pengajian Kitab Hikam oleh KH. Wafi Maemun