PGMI IPMAFA Gelar Pelatihan Computational Thinking

 

Para guru MI antusias mengikuti Pelatihan Computational Thinking di aula IPMAFA 

MARGOYOSO - Puluhan guru Madrasah Ibtidaiyah di wilayah Pati Utara mengikuti Pelatihan Computational Thinking pada Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal. Kegiatan yang diadakan pada Rabu (10/11) di aula 1 lantai 2 kampus IPMAFA merupakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari dosen PGMI Fakultas Tarbiyah Institut Pesantren Mathali’ul Falah Pati. 

PkM yang merupakan hibah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam Kemenag RI diberikan kepada M. Sofyan Alnashr dan Latifah Nuraini, keduanya adalah dosen pada prodi PGMI. Tujuan pelatihan ini ialah meningkatkan kapasitas guru MI dalam menjalankan pembelajaran tematik. Pengembangan pembelajaran tematik dilakukan dengan basis kearifan lokal dan computational thinking. 

“Buku tematik dari pemerintah itu banyak contoh budaya dari berbagai daerah di Indonesia, diharapkan guru juga mengenalkan budaya lokal sehingga anak didik mengenal budaya daerahnya," terang Sofyan.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Ketua Program Studi PGMI, M. Agus Jauhari, karena peserta yang hadir berasal dari madrasah mitra yang bekerja sama melalui kegiatan PPL. 

“Guru harus selalu mengembangkan pembelajaran termasuk pembelajaran tematik yang memang dilaksanakan pada jenjang SD/MI," pesannya. 

Ia menambahkan bahwa guru harus mampu meningkatkan mutu pembelajaran sekaligus tetap memprioritaskan akhlak anak. Hal ini yang membedakan madrasah dengan sekolah umum, yakni akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam.

Pelatihan yang difasilitasi pelaksanaannya oleh LPPM IPMAFA Pati menghadirkan Fira Nadliratul Afrida sebagai narasumber. Wanita yang juga aktif di Fatayat NU Tayu ini merupakan salah satu tutor Bebras Indonesia biro IPMAFA yang konsen pada computational thinking. Menurutnya, murid MI baik kelas rendah maupun tinggi harus diberikan stimulus untuk mencapai kecakapan abad 21 dengan soal-soal komputasi. 

“CT akan memacu anak menggunakan logika dan kecermatannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cepat dan tepat,” imbuhnya.

Mbak Fira, panggilan sehari-harinya mengajak para peserta untuk mengenalkan budaya lokal khas Pati dan daerah tempat tinggal masing-masing. Kearifan lokal tersebut dapat berupa kesenian, budaya, nilai atau norma, bangunan, tempat, dan lain sebagainya. Ia berpesan supaya anak-anak bisa dikenalkan dengan Batik Bakaran, Nasi Gandul, Getuk, Masjid, atau tradisi lokal seperti Lomban Kupatan sehingga mereka mengenal dan dapat melestarikan budaya lokal di tengah derasnya budaya pop yang tak terbendung.

Adanya pelatihan terhadap guru dari sekolah mitra PGMI Fakultas Tarbiyah Ipmafa diharapkan juga mampu meningkatkan kerjasama antara kampus dengan madrasah. 

“Pelatihan ini ibaratnya hubungan simbiosis mutualisme, yakni hubungan yang bermanfaat bagi kedua pihak. Madrasah dan masyarakat sebagai stakeholder kampus mendapatkan peningkatan SDM guru, sedangkan dosen dan kampus juga mampu meningkatkan penelitian dan pengabdian," pungkas Sofyan. 

LihatTutupKomentar

Terkini