Muhasabah Pergantian Tahun

Sebagai seorang muslim, kita harus mampu memaknai setiap waktu. Sehingga, hari ini adalah waktu yang tepat untuk muhasabah dari apa yang telah dilakukan pada masa lalu dan direncanakan untuk masa depan. Hal ini Allah terangkan dalam Alquran di surat Al Hasyr ayat 18:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat ini memerintahkan seorang muslim untuk memperhatikan apa yang diperbuat, seperti bermuhasabah pada awal tahun baru. Selain itu, ayat ini juga menjelaskan bahwa kehidupan adalah proses dan harus ada penilaian agar proses ini mencapai hasil terbaik.

Mengenai menilai diri ini, Rasulullah pernah bersabda dalam hadistnya bahwa orang cerdas adalah orang yang pandai menilai dirinya sendiri sebagai dasar untuk beramal bagi kehidupan akhiratnya. Selain itu, ada pepatah menarik dari Umar bin Khatab, yaitu hisablah dirimu sebelum dirimu dihisab.

Kita sudah sepatutnya merenungkan tentang bagaimana kita menjalani kehidupan. Hal ini Allah tegaskan dalam surat Faathir ayat 32:

Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.

Dalam kitab tafsir, ayat tersebut menerangkan bahwa manusia terbagi menjadi 3 golongan, yaitu

1. Golongan yang lebih banyak nilai kesalahan daripada kebaikan. Golongan ini adalah mereka yang menganiaya dirinya sendiri.

2. Golongan pertengahan, yang antara nilai kebaikan dan kesalahan sama. Golongan yang derajatnya sedang-sedang saja. Memiliki cirri-ciri cermat, berhati-hati, menjauhi larangan, dan hal yang sifatnya sunnah jarang dilakukan.

3. Golongan yang nilai kebaikannya jauh lebih banyak daripada keburukannya. Manusia termasuk golongan ini sangat aktif melakukan kebaikan, memiliki ruhyat, dan menjalankan hal yang sunnah dan wajib.

Kita harus mengetahui termasuk ke dalam golongan apakah kita? Setelah mengetahui, kita diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu dengan bebas. Meskipun begitu, Allah memberikan kita petunjuk. Hal ini termaktub dalam surat Asy Syams ayat 8 hingga 10 berikut:

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Setelah kita melakukan bagi diri sendiri, selanjutnya adalah bermuhasabah terhadap keluarganya. Hal ini dijelaskan dalam surat At Tahrim ayat 6 berikut:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Kemudian, muhasabah selanjutnya adalah terhadap umat. Bagaimana pun, kita sebagai muslim merupakan umat terbaik. Hal ini sesuai dengan surat Ali Imran ayat 110:

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.



Prof. DR. Suwarno
LihatTutupKomentar

Terkini