Cahaya Syariat Empat Madzhab

     ilustrasi 4 imam madzhab

Oleh :  Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi (Khodim Jama'ah Sarinyala - Kabupaten Gresik)

Sekilas Imam As-Suyuthi
Selain di negerinya sendiri, Imam as-Suyuthi rahimahullah juga berkelana mencari ilmu ke berbagai kota dan negri, diantaranya Fayum, Mahilah, Dimyath, negri Syam, Hijaz, Yaman, Indian dan Maroko.

Para ulama mengatakan bahwa ada dua hal utama yang menjadi sebab keberkahan ilmu Imam as-Suyuthi hingga mengantarkannya menjadi ulama besar abad ke-10. 

Pertama, keterbukaan fikirannya. Meskipun beliau seorang yang bermadzhab syafi’i, tetapi hal itu tidak membatasi beliau untuk menimba ilmu kepada guru-guru yang berlainan madzhab. 

Misalnya ketika beliau berguru kepada Imam Izzuddin Ahmad bin Ibrahim al-Kinani rahimahullah yang bermadzhab Hanbali, dan kepada Imam Ibrahim bin Muhammad bin ‘Abdillah bin al-Dairiy rahimahullah yang bermadzhab Hanafi. 

Kedua, konsistensi beliau dalam menuntut ilmu. Tercatat dalam sejarah, bahwa tidaklah Imam as-Suyuthi rahimahullah keluar dari madrasah seorang guru melainkan beliau telah menguasai bidang keilmuan tersebut atau karena gurunya itu meninggal dunia. Sehingga tak jarang, Imam as-Suyuthi rahimahullah bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk bermulazamah kepada gurunya.

Dalam Kitab Al-Mizan Al-Kubra karya Al-Imamul Muhaqqiqin Wa Zubdatul Arifin Al-Alim Al-Allamah Al-Muhaddits Al-Faqih As-Sufil Kabir Az-Zahid Abul Mawahib Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy-Sya’rani Al-Anshari Asy-Syafi’i Asy-Syadzili Al-Mishri atau Imam Sya’rani rahimahullah (27 Ramadhan 989 H -  Jumadil Awal 973 H / 12 Juli 1493 M - November 1565 M di Mesir), dijelaskan bahwa :  

"madzhab-madzhab dalam fiqh itu ada di bawah sorotan cahaya syari’at yang suci (Asy-syari’ah Al-Muthahharah). Tidak ada satu pendapat pun dari pendapat-pendapat mereka yang keluar dari tuntunan ilahi."

Menurut Imam Sya’rani rahimahullah, keempat mazhab itu benar dan para pengikutnya akan melewati jembatan shiratal mustaqim dengan mulus, karena semua ‘sanad’ dari 4 mazhab itu menyambung kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Menurut Mbah Hasyim Asy'ari

Di dalam kitab Ziyadat at-Ta’liqat, halaman 23 - 24, yang merupakan bagian dari kitab Irsyadus Sari, kumpulan kitab karya Hadratusy Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari rahimahullah (14 Februari 1871, Tambakrejo, Jombang - 25 Juli 1947 M Tebuireng Jombang) diterangkan bahwa :

Ahlussunnah Wal Jama’ah pada zaman sekarang terkumpul dalam ulama-ulama para pengikut empat Imam Madzhab (Maliki, Syafi’i, Hanafi, dan Hanbali) dengan keterangan sebagai berikut :

أما أهل السنة فهم أهل التفسير و الحديث و الفقه فانهم المهتدون المتمسكون بسنة النبي صلى الله عليه و سلم و الخلفاء الراشدين و هم الطائفة الناجية قالوا و قد اجتمعت أليوم فى مذاهب أربعة الحنفية و الشافعيون و المالكيون و الحنبليون و من كان خارجا عن هذه الأربعة فى هذا الزمان فهو من المبتدعة

Artinya : 

“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah golongan ahli tafsir, ahli hadits, dan ahli fiqih. Merekalah ulama-ulama yang diberi petunjuk oleh Allah subhanahu wa ta'ala yang berpegang teguh pada sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam dan sunnah Al-Khulafa’u Ar-Rasyidin (Khalifah Abubakar, Umar, Utsman, dan Ali) setelah beliau (Nabi shallallahu alaihi wasallam). 

Mereka adalah golongan yang selamat (Al-Firqah An-Najiyyah). Mereka mengatakan bahwa golongan tersebut pada saat sekarang ini terhimpun dalam ulama-ulama para pengikut empat Imam Madzhab, yaitu pengikut Madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali. Dan, barangsiapa keluar dari empat Imam Madzhab pada zaman sekarang ini, maka dialah ahli bid’ah.”

Al-Imam Sayyidi Syekh Abdul Wahab Asy-Sya’roni rahimahullah dan Hadratusy Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari rahimahullah, adalah kekasih-kekasih Allah subhanahu wa ta'ala, Waliyullah, yang kita mohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala, agar selalu melimpahkan ridho-Nya kepada beliau dan dijadikannya kita berkumpul bersama beliau dan guru-guru beliau semuanya, lahir dan batin. 

Dengan harapan semoga Allah subhanahu wa ta'ala mengampuni mereka serta kita semua, menyayangi mereka serta meninggikan derajat mereka di dalam surga, dan semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberi manfaat kepada kita dengan Asror mereka, cahaya mereka, rahasia mereka, barakah mereka, karamah mereka, kemuliaan mereka, akhlak mereka dan ilmu mereka di dalam agama, dunia dan akhirat."  Al-Fatihah. 
Semoga bermanfaat.

LihatTutupKomentar

Terkini