Biarlah waktu menghitung malam
Bersama angan yg bersyair harapan
Terkulum dalam mulut yg membisu
Hanya pena goreskan bait tak bertepi
Aku terlahir saat zaman berpeluh darah
Seuntai harapan bersama tangis bayiku
Yg lahir di bawah terik matahari kota
Di mana tiada lagi pagi berembun
Kawan...
Di mana keindahan semesta
Di mana bukit yg berhias pelangi
Mengapa tiada burung bernyanyi
Kawanku... Manakah cerita Malaikat
yg berkisah tentang keagungan Tuhan
Wahai Muhammad Nabi sejuta harapan
Berabad sudah engkau tinggalkan aku
Adakah harapan bagiku untuk menemuimu
Wahai Nabi dambaan ummat
Adakah pantas bagiku bersyair rindu
Rindu engkau yg suci
Hanya engkaulah harapanku wahai kekasih
Bertumpuk sudah dosa-dosaku
Hingga tiada mampu hati bertaubat
Cacat sudah aku ini Ya Allah Ya Rosul
Bagai tubuh yg penuh lumpur zaman
Sedangkan semua air bercampur limbah
Tiada tempat untukku bermandi
Wahai Nabi cahaya hati
Kaulah satu-satunya mata air jernih
Mandikan aku Ya Rosul seizin Allah
Ku ingin bernaung dalam istanamu yg suci
Terbayang sejuta harapan pada engkau kekasih Allah
Harapan yg tertuang dengan tintaku terbata-bata
Ku ungkapkan, berharap dengan hati yg tergoncang
Andai Allah izinkan, berkenan sampaikan ini pada engkau
Walau mungkin menambah dosa tapi hati bahagia
Ya Allah... Hamba ingin mencintai Muhammad kekasihMu
Hamba ingin mengikuti jejaknya
Walau tiada pantas jiwa ini
Walau nista hamba ini Ya Allah
Pilihlah hamba menjadi hambaMu yg soleh
Ribuan kesempatan telah Engkau berikan
Namun selalu ku sia-siakan
Tuntunlah jiwa yg terbalut nafsu ini
Pimpinlah hamba ke jalan yg lurus
Ya Allah... Bimbinglah hati ini agar tiada sesat
Bersama angan yg bersyair harapan
Terkulum dalam mulut yg membisu
Hanya pena goreskan bait tak bertepi
Aku terlahir saat zaman berpeluh darah
Seuntai harapan bersama tangis bayiku
Yg lahir di bawah terik matahari kota
Di mana tiada lagi pagi berembun
Kawan...
Di mana keindahan semesta
Di mana bukit yg berhias pelangi
Mengapa tiada burung bernyanyi
Kawanku... Manakah cerita Malaikat
yg berkisah tentang keagungan Tuhan
Wahai Muhammad Nabi sejuta harapan
Berabad sudah engkau tinggalkan aku
Adakah harapan bagiku untuk menemuimu
Wahai Nabi dambaan ummat
Adakah pantas bagiku bersyair rindu
Rindu engkau yg suci
Hanya engkaulah harapanku wahai kekasih
Bertumpuk sudah dosa-dosaku
Hingga tiada mampu hati bertaubat
Cacat sudah aku ini Ya Allah Ya Rosul
Bagai tubuh yg penuh lumpur zaman
Sedangkan semua air bercampur limbah
Tiada tempat untukku bermandi
Wahai Nabi cahaya hati
Kaulah satu-satunya mata air jernih
Mandikan aku Ya Rosul seizin Allah
Ku ingin bernaung dalam istanamu yg suci
Terbayang sejuta harapan pada engkau kekasih Allah
Harapan yg tertuang dengan tintaku terbata-bata
Ku ungkapkan, berharap dengan hati yg tergoncang
Andai Allah izinkan, berkenan sampaikan ini pada engkau
Walau mungkin menambah dosa tapi hati bahagia
Ya Allah... Hamba ingin mencintai Muhammad kekasihMu
Hamba ingin mengikuti jejaknya
Walau tiada pantas jiwa ini
Walau nista hamba ini Ya Allah
Pilihlah hamba menjadi hambaMu yg soleh
Ribuan kesempatan telah Engkau berikan
Namun selalu ku sia-siakan
Tuntunlah jiwa yg terbalut nafsu ini
Pimpinlah hamba ke jalan yg lurus
Ya Allah... Bimbinglah hati ini agar tiada sesat