Hai, Sahabat. . Hari ini, saya akan membahas tentang Pengertian, Bentuk, Macam-Macam, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Indikawor, Syarat Pemberian Sanksi, dan Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja.
Daftar isi
- Pengertian Disiplin Kerja
- Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja
- Macam-Macam Disiplin Kerja
- Pendekatan Disiplin Kerja
- Syarat Pemberian Sanksi Disiplin Kerja
- Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja
- Faktor-aktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
- Indikator Disiplin Kerja
Pengertian Disiplin Kerja
Secara umum kedisiplinan kerja seseorang karyawan dapat dilihat dari perilaku orang tersebut dalam menjalankan tugasnya. Secara lebih mendalam disiplin kerja memuat dimensi sikap yang melibatkan mental seseorang.
Selain pengertian atau definisi disiplin kerja di atas, Ada beberapa definisi atau pengertian disiplin kerja antara lain :
Definisi atau pengertian disiplin kerja adalah suatu alat untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Definisi atau pengertian disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seorang karyawan mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran di sini adalah sikap seorang karyawan yang secara suka rela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, perbuatan seseorang yang sesuai dengan perusahaan baik tertulis maupun tidak.
Definisi atau pengertian disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan untuk mematuhi dan menaati norma-norma yang berlaku disekitarnya. Disiplin kerja karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin kerja yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Dengan demikian disiplin kerja sangatlah baik bagi individu karyawan yang bersangkutan maupun oleh organisasi.
Berdasarkan definisi atau pengertian dislplin kerja di atas, dapat disimpulkan bahwawa Disiplin kerja menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan tehadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian apabila peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketetapan perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin kerja yang baik.
Bentuk-Bentuk Dipiplin Kerja
Disiplin kerja merupakan tindakan yang diambil dengan penyeliaan untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada karyawan. Bentuk disiplin kerja yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu:
Pertama, bentuk disiplin kerja yang baik dapat berupa Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Kedua, bentuk disiplin kerja yang baik dapat berupa Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan.
Ketiga, bentuk disiplin kerja yang baik dapat berupa Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Keempat, bentuk disiplin kerja yang baik dapat berupa Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan.
Kelima, bentuk disiplin kerja yang baik dapat berupa Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.
Macam-Macam Disiplin Kerja
Ada dua macam atau jenis disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.
- Disiplin Kerja Preventif
- Disiplin Kerja Korektif
Disiplin kerja preventif adalah salah satu macam atau jenis disiplin kerja yang merupakan suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja dan aturan-aturan yang telah digariskan perusahaan. Tujuan dasar dari macam atau jenis disiplin kerja ini adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, karyawan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin berusaha mempunyai tanggung jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja, serta peraturan yang ada dalam organisasi.
Disiplin kerja preventif adalah salah satu macam atau jenis disiplin kerja yang merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
Disiplin kerja korektif adalah salah satu macam atau jenis disiplin kerja yang merupakan suatu upaya menggerakkan karyawan dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada macam atau disiplin kerja ini (disiplin kerja korektif), pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanngar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.
Pendekatan Disiplin Kerja
Ada tiga pendekatan disiplin kerja, yaitu pendekatan disiplin kerja modern, pendekatan disiplin kerja tradisi, dan pendekatan disiplin kerja bertujuan.
Pendekatan disiplin kerja modern
Pendekatan disiplin kerja modern adalah pendekatan disiplin kerja yang mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan disiplin kerja ini berasumsi bahwa: Pendekatan disiplin kerja modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik dan semua hukuman harus didasari fakta-fakta yang kemudian diteruskan pada hukum yang berlaku.
Pendekatan disiplin kerja tradisional
Pendekatan disiplin kerja tradisional yaitu pendekatan disiplin kerja dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan disiplin kerja ini berasumsi:
Pertama, asumsi pendekatan disiplin kerja tradisional adalah Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.
Kedua, asumsi pendekatan disiplin kerja tradisional adalah Disiplin merupakan hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.
Ketiga, asumsi pendekatan disiplin kerja tradisional adalah Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar maupun kepada pegawainya.
Keempat, asumsi pendekatan disiplin kerja tradisional adalah Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras.
Kelima, asumsi pendekatan disiplin kerja tradisional adalah Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.
Pendekatan disiplin kerja bertujuan
Pendekatan disiplin kerja bertujuan berasumsi bahwa :
Pertama, asumsi pendekatan disiplin kerja bertujuan adalah Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai.
Kedua, asumsi pendekatan disiplin kerja bertujuan adalah Disiplin kerja bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.
Ketiga, asumsi pendekatan disiplin kerja bertujuan adalah Disiplin kerja ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
Keempat, asumsi pendekatan disiplin kerja bertujuan adalah Disiplin kerja karyawan bertujuan agar pegawai bertanggung jawab tehadap perbuatannya.
Syarat Pemberian Sanksi Disiplin Kerja
Pemberian sanksi atau hukuman terhadap pelanggaran disiplin kerja harus dengan beberapa syarat, yakni dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal.
Pemberian Sanksi Disiplin Kerja Harus Dengan Pemberian peringatan
Karyawan yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan syarat pemberian sanksi disiplin kerja dengan pemberian peringatan ini adalah agar pegawa yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah dilakukannya. Di samping itu, syarat pemberian sanksi pelanggaran disiplin kerja dengan surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian kinerja karyawan.
Pemberian Sanksi Disiplin Kerja Harus Segera
Pertama, Syarat pemberian sanksi disiplin kerja, adalah Harus segera. Karyawan yang melanggar disiplin kerja harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuan syarat pemberian sanksi pelanggaran disiplin kerja dengan segera adalah aga pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlau di perusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin kerja yang ada. Disamping itu, pelaksanaan sanksi disiplin kerja yang tidak segera akan memberi peluang kepada si pelanggar untuk mengabaikan disiplin perusahaan.
Pemberian Sanksi Disiplin Kerja Harus Konsisten
Kedua, Syarat pemberian sanksi disiplin kerja, adalah Harus konsisten. Syarat pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten. Syarat pemberian atau pelaksanaan disiplin kerja yang konsisten ini bertujuan agar karyawan sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlau diperusahaan. Ketidakonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin kerja.
Pemberian Sanksi Disiplin Kerja Harus Impersonal
Selanjutnya, syarat pemberian sanksi disiplin adalah harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua-muda, pria-wanita, semuanya tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan syarat pemberian sanksi disiplin kerja ini agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua karyawan dengan sanksi pelanggaan yang sesua dengan peraturan yang berlaku diperusahaan.
Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja
Ada beberapa teknik dalam melasanakan disiplin kerja sebagai berikut.
Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja Dengan Pertimbangan Sedini Mungkin
Pertama, Teknib pelaksanaan disiplin kerja, adalah Pertimbangan sedini mungkin. Mungkin manajer SDM jarang bisa memberi alasan bahwa kegagalan dalam menyelesaikan suatu proyek atau pekerjaan disebabkan oleh bawahan yang gagal dalam tugas mereka. Tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan jauh lebih banyak terletak pada manajer dibandingkan pada mereka yang dimanajemeni. Pelatihan yang kuang sempurna atau tidak ada pelatihan sama sekali, tingkah laku yang tidak pantas, kebiasaan kerja yang kurang baik, atau kesalahan-kesalahan lain dari bawahan hendaknya pertama-tama diatasi dengan usaha penuh pengertian guna memperbaikinya. Hal tersebut merupajtan teknik pelaksanaan disiplin kerja dengan pertimbangan sedini mungkin.
Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja Pencegahan Yang Efektif
Kedua, Teknib pelaksanaan disiplin kerja, adalah Pencegahan yang efektif. Perusahaan memelihara disiplin taat asas dengan menstandardisasikan kaidah-kaidah dan tingkah laku dasar dan memaklumkannya bagi para karyawan dan penyelia mereka. Di samping itu mereka mengadakan program-program pelatihan khusus di setiap tingkat manajemen. Hal tersebut merupakan teknik pelaksanaan disiplin pencegahan yang efektif.
Berikut ini contoh teknik pelaksanaan disiplin kerja pencegahan yang efektif : Kelompok-kelompok yang terdiri dari kira-kira 15 orang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang khas yang telah dialami oleh organisasi dimasa lampau. Persoalan ini berkisar dari kemangkiran sampai pada pencurian milik perusahaan. Para anggota bagian industri atau bagian personalia hadir pada kursus-kursus itu, tetapi hanya sebagai pembantu untuk memberikan interpretasi perjanjian pemburuhan yang berlaku, kebijakan, kaidah-kaidah, dan peraturan-peraturan. Kursus mengenai teknik pelaksaan disiplin kerja pencegahan ini dipimpin oleh anggota-anggota manajemen menengah yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dilapangan. Tujuan konferensi-konferensi kelompok ialah untuk meningkatkan keakraban para manajer dengan kebijakan sekarang dan untuk bertukar pikiran mengenai bagaimana menggunakan disiplin kerja kolektif secara efektif, bukan disiplin kerja dengan hukuman.
Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja Dengan Mendisiplinkan Diri
Ketiga, Teknib pelaksanaan disiplin kerja, adalah Mendisiplinkan diri. Tak dapat disangkal lagi bahwa teknik disiplin yang paling penting dipelajari oleh seorang manajer ialah teknik pelaksanaan disiplin kerja dengan mendisiplinkan diri. Kita semua mempunyai kesukaan dan kebencian terhadap orang, kebiasaan, kaidah, peraturan, dan pekerjaan kita. Teknik Disiplin kerja dengan mendisiplinkan diri adalah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi mereka terhadap keadaan yang tidak mereka senangi, dan usaha seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu. Belajar menerima orang yang tidak anda sukai dan mengajarkan pekerjaan yang tidak anda senangi hanyalah dua contoh dari disiplin manajerial, dan dilakukan dengan cara belajarlah untuk tidak mudah tersinggung atau marah jika seseorang mengkritik anda daripada membalas dengan serangan kata-kata, lebih baik menyatakan penyelesaian.
Berikut beberapa cara atau teknik pelaksanaan disiplin kerja dengan mendisiplinkan diri yang bertujuan untu mengubah diri :
Pertama, cara atau teknik disiplin kerja dengan mendisiplinkan diri, yakni Percayalah bahwa anda dapat menghilangan kebiasaan lama dan membentuk kebiasaan baru yang lebih konstruktif.
Kedua, cara atau teknik disiplin kerja dengan mendisiplinkan diri, yakni Pastikan bahwa anda memang benar-benar ingin berubah. Untuk itu anda harus mengatakan pada diri anda bahwa perubahan kebiasaan adalah penting bagi anda.
Ketiga, cara atau teknik disiplin kerja dengan mendisiplinkan diri, yakni Tentukan pengorbanan apa saja yang anda berikan untuk mencapai tujuan anda. Apakah pengorbanan itu seapadan nilainya dengan tujuan yang hendak anda capai.
Keempat, cara atau teknik disiplin kerja dengan mendisiplinkan diri, yakni Berubahlah sedikit demi sedikit dan majulah berdasarkan keberhasilan yang telah anda capai. Setiap kali anda berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan itu, satu langkah lebih dekat bagi anda untuk mencapainya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin keqja karyawan dalam suatu organisasi, di antaranya:
A. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja : Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan. Tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pekerjaan itu di luar kemapuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan disiplin kerja karyawan rendah
B. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja : Teladan Pemimpin
Teladan pemimpin menjadi faktor yang sangat dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan karena pemimpin dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan adanya teladan pemimpin yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin kerja), para bawahan pun akan kurang disiplin kerja.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja : Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut menjadi faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan karena akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan (disiplin kerja) mereka akan semakin baik pula. Untuk mewujudkan disiplin kerja karyawan yang baik, perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan (disiplin kerja) karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja : Keadilan
Keadilan ikut faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan (disiplin kerja) karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan disiplin kerja (kedisiplinan) yang baik pula. Jadi disiplin kerja harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya disiplin kerja (kedisiplinan) karyawan perusahaan baik pula.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja : Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja yang merupakan tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan disiplin kerja (kedisiplinan) karyawan perusahaan. Dengan waskat berati atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan menyelesakan pekerjaannya.
Dengan waskat, atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan disiplin kerja (kedisiplinan) setiap individu bawahannya, sehingga konduite setiap bawahan dinilai objektif. Waskat bukan hanya mengawasi moral kerja dan disiplin kerja (kedisiplinan) karyawan saja, tetapi juga haus berusaha mencari sistem kerja yang lebih efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi, karyawan, dan masyarakat. Dengan sistem yang baik akan tecipta internal kontrol yang dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dan mendukung kedisiplinan (disiplin kerja) serta moral kerja karyawan.
F. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja : Sanksi hukuman
Berat / ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut menjadi faktor yang mempengaruhi disiplin kerja (kedisiplinan) karyawan. Sanksi human harus diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat motivasi untuk memelihara disiplin kerja (kedisiplinan) dalam perusahaan.
G. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja : Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan menjadi faktor yang mempengaruhi disiplin kerja (kedisiplinan) karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan.
H. Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ; Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menjadi faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja (kedisiplinan) yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan coss relationship hendaknya harmonis. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi disiplin kerja (kedisiplinan) yang baik pada perusahaan. Jadi, disiplin kerja (kedisiplinan) karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.
Indikator-Indikator Disiplin Kerja
Disiplin kerja memiliki beberapa indikator di antaranya adalah sebagai berikut:
Kehadiran. Hal ini menjadi indikator disiplin kerja yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.
Ketaatan pada peraturan kerja. Ketaatan pada peraturan termasuk indikator disiplin kerja karena Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
Ketaatan pada standar kerja. Hal ini termasuk indikator disiplin kerja dan dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan dengan tugas yang diarahkan kepadanya.
Tingkat kewaspadaan tinggi. Tingkat kewaspadaan termasuk indikator disiplin kerja karena Karyawan yang memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
Bekerja etis. Hal ini termasuk indikator disiplin kerja karena Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu indikator dan wujud dari disiplin kerja karyawan.
Demikianlah penjelasan tentang Pengertian, Bentuk, Macam-Macam, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Indikawor, Syarat Pemberian Sanksi, dan Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja.
Lihat juga
- Lingkungan Kerja Non Fisik | Pengertian, Macam-Macam, Cara Menciptakan, Dan Tujuan Pemeliharaan
- Loyalitas Karyawan | Pengertian, Cara Meningkatkan, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Dimensi, Indikator, Dan Peran Manajer SDM
- Pengembangan Karir | Pengertian, Jenis, Bentuk, Faktor Penghambat, Tujuan, Manfaat, Implementasi, Dan Peran Manajer SDM
Semoga bermanfaat. .