Diturunkannya Ayat Tentang Puasa dan Sholawat

Bulan Sya’ban merupakan bulan dimana telah diturunkan ayat diwajibkannya puasa , sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻛَﻤَﺎ ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ

( ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : 183 )

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. ( QS: Al Baqarah : 183 )

Adapun umat-umat sebelumnya tidaklah berpuasa di bulan Ramadhan, banyak pendapat yang mengatakan bahwa puasa mereka hanya beberapa hari saja dalam setahun, adapula pendapat yang shahih mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berpuasa di hari ‘Asyuraa (10 Muharram) namun puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan khusus hanya untuk ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bulan Ramadhan itu digelari juga dengan bulan seribu sujud, karena mereka yang melakukan shalat tarawih 20 rakaat di setiap malamnya dan jika bulan Ramadhan itu jumlahnya 30 hari maka berarti telah melakukan shalat sunnah malam ( shalat tarawih ) 600 rakaat selama sebulan, dan dalam setiap rakaat itu ada 2 kali sujud, maka berarti dalam sebulan melakukan 1200 kali sujud. Dan jika bulan Ramadhan berjumlah 29 hari maka berarti hanya kurang sedikit dari jumlah itu, oleh sebab itulah bulan Ramadhan disebut dengan bulan 1000 sujud.

Ramadhan dihadapan kita, dan bulan Sya’ban telah bersama kita. Dan telah dijelaskan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Quds bahwa di bulan inilah turunnya firman Allah subhanahu wata’ala :

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤًﺎ

( ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ : 56 )

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. ( Al Ahzab : 56 )

Oleh sebab itu bulan Sya’ban digelari bulan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ayat untuk bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini turunnya pada bulan Sya’ban, dan arah kiblat pun diberikan pada keinginan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pada bulan Sya’ban, ayat mengenai kewajiban puasa Ramadhan pun turun di bulan Sya’ban, kejadian terbelahnya bulan pun pada bulan Sya’ban, dan ghazwah (perang) Bani Musthaliq serta Badr As Sughra yang kejadiannya setahun setelah perang Uhud terjadi pula pada bulan Sya’ban.

Diriwayatkan di dalam Shahihul Bukhari bahwa tidak ada satu bulan dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak berpuasa kecuali di bulan Sya’ban, dan terkadang Rasulullah berpuasa penuh selama bulan Sya’ban, kecuali hari terakhir bulan Sya’ban karena hari itu adalah hari syak. Dan sebagian ulama’ mengatakan makruh hukumnya berpuasa setelah 15 Sya’ban, namun pendapat sebagian yang lainnya memperbolehkan puasa setelah tanggal 15 Sya’ban, tetapi yang jelas adalah larangan berpuasa di hari terakhir bulan Sya’ban, karena dikhawatirkan telah masuk malam 1 Ramadhan, maka berbeda niatnya berbeda, oleh sebab itu dilarang berpuasa di hari terakhir bulan Sya’ban .


Habib Munzir al Musawwa

LihatTutupKomentar

Terkini