Terbelahnya Bulan dan Malam Nisfu Sya’ban Yang Mulia


ﺍﻗْﺘَﺮَﺑَﺖِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﻭَﺍﻧْﺸَﻖَّ ﺍﻟْﻘَﻤَﺮُ

( ﺍﻟﻘﻤﺮ : 1 )

“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan “. ( QS: Al Qamar : 1 )

Dan kejadian yang disebutkan dalam ayat itu pun terjadi pada bulan Sya’ban. Di saat nabi belum hijrah dan ketika beliau memanggil bulan maka bulan itu pun datang, semakin dekat dan semakin besar dan membesar, hingga nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan isyarat dengan telunjuknya agar bulan tetap pada tempatnya kemudian terbelah, maka bulan itu pun terbelah menjadi 2, yang satu sisi berada di atas gunung dan satu sisi lainnya berada di atas gunung yang lain.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan bulan itu untuk menyatu dan kembali kepada tempatnya, bulan pun menuruti perintah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang akhirnya menyatu dan kembali kepada tempatnya. Ketika bulan itu terbelah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “saksikanlah, saksikanlah”.

Namun kuffar quraisy berkata bahwa hal itu adalah perbuatan sihir Muhammad, dan ketika kafilah-kafilah datang dari tempat-tempat lainnya seperti Persia dan lainnya, setelah ditanya apakah pada suatu malam tertentu bagaimana mereka melihat bulan, maka mereka menjawab bahwa mereka menyaksikan bulan purnama di saat itu terbelah menjadi dua dan mendekat seakan-akan di atas bumi Makkah. Mereka yang perjalanannya menempuh 3 bulan lamanya pun melihat di waktu itu bulan terbelah, karena perintah Allah subhanahu wata’ala kepada bulan untuk patuh pada perintah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan kejadian itu pun terjadi di bulan Sya’ban.

Adapun kejadian lain yang terjadi di bulan Sya’ban adalah adanya rahasia kemuliaan malam Nisfu Sya’ban, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

ﺣﻢ ، ﻭَﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺍﻟْﻤُﺒِﻴﻦِ ، ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛَﺔٍ ﺇِﻧَّﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻨْﺬِﺭِﻳﻦَ ، ﻓِﻴﻬَﺎ ﻳُﻔْﺮَﻕُ ﻛُﻞُّ ﺃَﻣْﺮٍ ﺣَﻜِﻴﻢٍ

( ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ : 4-1 )

“Haa Miim, demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan, pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. ( QS: Ad Dukhaan: 1-4 )

Dimana Allah subhanahu wata’ala ingin memisahkan ketentuan-ketentuan manusia sepanjang tahun berikutnya, hal itu terjadi di malam Nisfu Sya’ban sebagaimana pendapat sebagian ulama’ yang mengatakan demikian dan sebagian yang lain mengatakan bahwa hal itu terjadi di malam Lailatul Qadr.

Dan para Imam salafusshalih mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan manusia itu ditentukan pada malam Nisfu Sya’ban.



Habib Munzir al Musawwa

LihatTutupKomentar

Terkini