Kisah Cerdiknya Sunan Kudus Dalam Berdakwah

Kisah Wali Songo
NGAJISALAFY.com | Orang jawa pada masa Wali Songo meskipun sudah memeluk Islam paling malas cuci kaki. Karena masih kental dengan tradis Hindhu, agama yang mereka anut sebelumnya. Bahkan, masuk ke masjid pun tetap dengan keadaan kaki kotor. Sunan Kudus memikirkan cara agar mereka mau mencuci kakinya saat ingin memasuki masjid. Dibuatlah di jalan masuk ke masjid sebuah "jeding kobok". Yaitu tempat wudhu yang di desain siapapun yang ingin wudhu, kakinya terpaksa harus dicelupkan ke dalam air setinggi mata kaki. 


Dengan berawal dari hal ini, tanpa sadar mereka akhirnya bisa membiasakan diri membersihkan kaki. Orang Jawa punya tradisi menaruh sepiring nasi dan lauk yang ditaruh di pojok rumah apabila ada anggota keluarganya yang wafat. Entah dengan maksud apa hal itu dilakukan. Ada yang bilang sebagai sesajen atau sebagai kiriman untuk orang wafat. Suatu saat ada salah seorang yang menanyakan hukumnya pada seorang Kiai.
    "Bagaimana hukumnya melakukan hal itu?"
    "Silahkan, Tapi mbok yo jangan hanya satu piring. Buat 40 piring."
    "Ya. Terus 40 piring itu ditaruh dimana saja?"
    "Undang tetangga. Beri tiap orang satu piring."
    "Yang di pojok rumah bagaimana?"
    "Satu piring ditaruh di pojok tidak apa-apa."
    Walhasil, akhirnya mereka memiliki tradisi tahlilan dan sedekah saat kerabatnya wafat. Menggantikan tradisi sesajen yang sebelumnya mengakar kuat.

Orang Hindhu paling sakit melihat sapi dibunuh. Untuk menarik simpati pada dakwahnya, Sunan Kudus melarang pembunuhan sapi. Masyarakat yang diajaknya lambat laun menerima dengan tulus dakwah beliau.

Merubah tradisi dan kepercayaan yang telah mengakar kuat membutuhkan perjuangan dan proses yang lama. Namun, para Wali dan Ulama' kita mampu melakukan itu dalam waktu relatif singkat dan hasil yang luar biasa. 

Jika ingin sukses dalam berdakwah, tirulah metode yang telah terbukti cocok dengan masyarakat Indonesia. Demikianlah uraian tentang kisah cerdiknya Sunan Kudus dalam berdakwah. Wallahu a'lam.
LihatTutupKomentar

Terkini