Tribunnews.com - Rabu, 17 Oktober 2012 12:19 WIB
Courtesy RiauTv/Ho
Diduga Oknum TNI AU berpangkat Letkol menendang dan membanting fotografer yang hendak mengambil gambar pesawat Hawk 200 milik pangkalan TNI Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (15/10/2012). (HO/Courtesy RiauTv)
Puluhan jurnalis yang tergabung dalam PWI Pasuruan melakukan aksi solidaritas dan keprihatinan terhadap pemukulan dan penganiayaan yang terjadi terhadap wartawan Riau Pos, Didik Herwanto saat melakukan peliputan pesawat Hawk 200 milik TNI AU yang jatuh di Riau,Selasa kemarin.
Aksi tersebut dilakukan di alun-alun kota Pasuruan dengan membawa poster
yang berisi kecaman terhadap peristiwa penganiayaan itu,serta aksi
teatrikal yang menggambarkan peristiwa pemukulan serta pencekik-an oleh
Letkol Robert simanjutak.
Setelah melakukan aksi keprihatinan di alun-alun kota Pasuruan ,aksi dilanjutkan dengan mendatangi Detasemen pangkalan TNI AU di Raci.
Ternyata di Detasemen Pangkalan TNI AU,Raci telah bersiaga satu peleton
anggota Polri Polres Pasuruan yang berjaga-jaga untuk mengamankan aksi para wartawan.Rekan-rekan jurnalis lalu menggelar aksi di pinggir jalan raya
Pasuruan-Surabaya.
Akibatnya jalur Pantura di depan pangkalan TNI AU tersebut menjadi tersendat.Agar tidak menimbulkan kemacetan parah, beberapa anggota polisi meminta wartawan agar masuk ke dalam komplek pangkalan AU tersebut guna menyampaikan tuntutannya kepada pihak TNI AU.
Para rekan jurnalis lalu bertemu dengan komandan Detaseman Pangkalan TNI AU Mayor Azis arifin dan menyampaikan tuntutannya agar pihak TNI AU tidak semena-mena terhadap wartawan yang sedang bertugas.
Mayor Azis pun berjanji akan menyampaikan tuntutan wartawan kepada atasannya, serta menjamin tidak akan terjadi aksi kekerasan seperti di Riau apabila wartawan dan pihaknya dapat berkordinasi dan saling menghormati wewenang serta tugas masing-masing pihak.