Menyongsong pelaksanaan Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat (Jabar) tengah menyiapkan beberapa inovasi untuk mengedukasi pemilih pemula. Salah satunya menghadirkan aplikasi mobile bernama Silih Pika Asih (SAKPU) Jabar yang bakal menjadi pusat informasi pemilu nantinya.
"KPU Jabar membuat aplikasi SAKPU Jabar yang menyajikan informasi-informasi pemilu. Aplikasi ini sebenarnya tidak baru, kita sudah punya website dan media sosial. Nah, melalui aplikasi ini kita coba dekatkan dengan penggunanya saat ini aplikasinya masih berbasis android," kata Sekretaris KPU Jabar, Teppy W Dharmawan di Bandung, Kamis (23/9).
Nantinya, apalikasi ini bakal menghimpun semua media yang dimiliki KPU Jabar. Gagasan ini muncul, untuk memudahkan masyarakat yang hari ini tidak ingin ribet dalam mencari informasi. Makanya dibuatkan aplikasi dan sekarang sudah dapat di unduh di playsotre. Ini bagian dari upaya KPU Jabar dalam melakukan sosialisasi dalam kontruksi pendidikan pemilih pemula.
Teppy menjelaskan, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Jabar, saat ini ada sekitar 3,3 juta pemilih pemula. Jumlah tersebut sangat potensial dan dapat mempengaruhi pemilihan. Jadi, dalam rangka pelaksanaan sosialisasi menghadapi Pemilu 2024, salah satu kebijakan KPU Jabar ini ingin menambah sarana, media informasi.
"Kita sudah menjalin kerja sama dengan Disdik Jabar untuk membahas kurikulum bagi pemilih pemula. Selama ini sosialisasi kepada pemilih pemula masih dirasa kurang efektif, kita ingin muatan materi pemilu ini bisa sampai masuk ke kurikulum," jelasnya.
Masuk Kurikulum SMA
Agendanya pada Oktober 2021 Disdik bakal melakukan pembahasan kurikulum tersebut. Diharapkan, materi bagi pemilih pemula ini masuk menjadi satu sub khusus tentang demokrasi dalam mata pelajaran PPKN.
"Kita akan mencoba masuk ke dalam lagi agar diberi porsi, mungkin tidak perlu satu bab. Tapi spesifik ke teknis pemilu akan masuk ke dalam bagian secara terstruktur selama ini sering melakukan sosialisasi ke sekolah tapi belum cukup, belum sedalam yang kita bayangkan tentang seberapa dalam anak-anak ini belajar tentang pemilu ini," tambahnya.
Langkah ini merupakan bagian dari target untuk memberikan pendidikan berkelanjutan kepada para pemilih pemula, pihanya ingin ini menjadikan pendidikan berkelanjutan, dimana ada kurikulum dan pembelajarannya. Dia juga berharap ditahun ajaran baru sudah dapat masuk ke kurikulum karena ini targetnya memang untuk 2024 nanti.
"Kita berharap rencana ini berjalan maka bukan tidak mungkin KPU Jabar bakal menjadi percontohan bagi KPU lain dalam hal inovasi sosialisasi bagi pemilih pemula. Mudah-mudahan kalau ini menjadi yang pertama, kedepan akan didorong ke pusat, masa pusat tidak kepikiran karena yang terstruktur itukan disekolah," ucapnya.
Pihaknya sudah memikirkan untuk memberikan diklat bagi para guru atau perangkat sekolah yang menjadi media penyampai materi kepada siswa. Selalu ada batas atasnya tentang polical edukasi dengan pendidikan pemilih, batas atas yang paling khawatir itu masuk ke pendidikan praktis. Dia paham itu, makanya ada spesifik nomeklatur pendidikan pemilih dan dirumuskan dalam pemilih cerdas, sebetulnya sangat tegas batas-batasnya.
"Jadi, satu fitur yang dapat mengecek kapanpun dan dimanapun. Nanti juga kami berikan fitur daftar di situ, tinggal dibuktikan dengan KTP saja," katanya.(MI)