Ini Dia! Hukum Cairan Yang Keluar Dari Luka atau Cacar

Hukum Cairan Luka atau Cacar Dalam Islam
NGAJISALAFY.com - Pada luka yang agak lama atau cacar biasanya terdapat suatu cairan. Ketika seseorang hendak akan mengerjakan sholat tidak wajib membersihkan cairan ini, karena dihukumi suci. Menurut Imam An-Nawawi, cairan yang terdapat pada luka atau cacar itu diqiyaskan dengan keringat yang juga dihukumi suci. Pendapat An-Nawawi ini berseberangan dengan pendapat imam Ar-Rofi'i yang menghukumi najis pada cairan tersebut, karena disamakan dengan nanah. Namun demikian, apabila cairan tersebut mengalami perubahan pada warna atau baunya, maka dihukumi najis karena diqiyaskan dengan nanah.
 
Darah yang sedikit itu dihukumi ma'fu (dimaafkan) namun apabila najis tersebut bercampur dengan najis lain, maka tidak lagi di ma'fu sebagaimana khomar yang telah dijadikan cuka itu sebenarnya dihukumi suci. Namun apabila sebelum menjadi cuka, khomar tersebut bercampur dengan najis lain, misalnya terkena percikan kencing, maka cuka tersebut di hukumi najis. Dalam kaidah fikih disebutkan:
إِنَّ النَّجْسَ يَقْبَلُ التَّنْجِيْسَ
(Sesungguhnya najis itu menerima untuk dinajiskan)

Selain itu, dalil lain yang berbentuk nadhoman ialah sebagai berikut:
مَاءُ الْقُرُوْحِ مَعَ الْجُدْرِيُّ طَهَّرَهُ  #  وَاِنْ تَغَيَّرَ نَجِّسْهُ لِرِيْحَتِهِ
(Cairan yang terdapat pada luka atau cacar itu dihukumi suci, namun apabila baunya berubah, maka hukumilah najis).
نَجَاسَةٌ وَقَعَتْ فِى الدّّمِ وَقَدْ سَلَبَتْ # عَفْوَ الْقَلِيْلِ فَلاَ تَسْمَحْ بِقُطْرَتِهِ
(Najis lain yang terjatuh pada darah, itu bisa menghilangkan kema'fuan darah yang sedikit, maka dari itu jangan dimaafkan meskipun hanya setetes).
كَبَوْلَةٍ وَقَعَتْ فِى الْخَمْرِ اِنْ قَلَبَتْ # فَخَلُّهَا نَجْسٌ يُفْتَى بِهُجْرَتِهِ
(Sebagaimana air kencing yang mengenai khomar apabila khomar tersebut berubah menjadi cuka, maka cuka, tersebut dihukumi najis yang menurut fatwa ulama, harus dijauhi)

Demikianlah uraian tentang hukum ciran yang keluar dari luka dan cacar. Wallahu 'A'lam

Refrensi
  • Fathul Jawad
LihatTutupKomentar

Terkini