Ini Puisi-Puisi 'Minyak Goreng Memanggil' dari 52 Penyair Lolos Kurasi


INILAMPUNG.COM, Bandarlampung -- Ide menerbitkan antologi puisi tema minyak goreng lahir spontan. Langka dan mahal harga minyak sawit memicu masyarakat resah dan gerah karena antre berjam-jam. Bahkan, jatuh korban.

"Saat saya membagikan puisi-puisi saya tentang minyak goreng, Mustafa Ismail komentar buat antologi puisi. Ya saya sambut. Dan peberbitan e-book ini biayanya urunan sebagai bentuk keprihatinan bersama," jelas isbedy Stiawan ZS.

Tak sampai sebulan dari pengumuman dan batas penerimaan karya, lebih 60 penulis megirim karya puisi. Ada yang kirim 1 sampai 6 puisi. "Kami maraton mengkurasi puisi-puisi yang masuk. Kami tak terlalu ketat saat menilai. Terpenting puisi bicara soal minyak goreng dan hal-hal yang mengimbas dari persoalan itu."

Mustafa Ismail menambahkan, puisi-puisi yang diterima beragam dalam melihat persoalan minyak goreng. Setiap penyair punya sudut pandang yang tidak sama. "Tapi yang menarik, sense of humanity yang patut dibanggakan. Bukan penyair yang hanya bicara rembulan dan anggur," kata dia.

Berikut daftar nama penyair dan puisnya yang lolos:
 
1. Acep Syahril (terminator minyak goreng)
2. Adriani Miming (Hampa Dapur Ibu)
3. Agusri Junaidi (Komedi Minyak Goreng)
4. Agus Sanjaya (Di Rumahku; Hantu Minyak) 
6. Andi Widiono (Satu Liter Idaman Hati)
6. Asep Perdiansyah (Goreng Minyak)
7. Ariyani Isnamurti (Bagai Hidup di Negeri Dongeng; Bukan Sekadar)
8. Bambang Widiatmoko (Minyak Buatan Nenek; Lorong Belakang Pasar Kranggan)
9. Dedi Tarhedi (Minyak Goreng; Masih Ada Cinta)
10. Dewi Rahmawati (Minyak Meroket Tetap Terjang; Penjual Minyak Goreng)
11 Didi Marsudi (Doa Emak-Emak Nusantara)
12 Dzakwan Ali (Urusan Dapur Kesejahteraan)
13 D. Zawawi Imron (Sajak Untuk Isbedy)
14 Eddy Pranata PNP (Busyet...... ; Perempuan.....)
15 Effendi Kadarisman (Sajak untuk Emak-Emak, Gurih, Lauk)
16 Ence Sumirat (Semiotika Minyak Goreng; Minyak Goreng dan Sepotong Rindu)
17 Fahmi Wahid (Minyak Menggoreng Rakyat; Muara Minyak Goreng)
18 Fitri Angraini (Lakiku dan Minyak Goreng; Ibu, Ajari Cara Merebus Makanan)
19 Ghufroni An'ars (Rumah Tangga; Museum Masa Depan, Di Antara Telapak Kaki Ibu)
20 Hendy Pratama (Tragedi Minyak Goreng; Menu Harapan; Membaca Harga)
21 Husin Sutanto (Minyak Goreng; Kuali Wakil Rakyat)
22 Jaka Junie (Senandung Minyak Goreng; Di Atas Wajan Besar Itu)
23 Jei Sobarry Buitenzorg (Banyak Jalan Menuju Dapur)
24 Kanti Iswara (Demi Minyak Goreng; Ini Itu)
25 Muji Lestari (Hilang Tanpa Pesan; Langka tapi Nyata)
26 Muhammad Tauhed Supratman (Kelapa Sawit; Menggoreng Nurani; Minyak Goreng Itu)
27 Mulyadi J. Amalik (Kisah Kaum Marhaen; Minyak Goreng Ujian)
28 Nanang R. Supriyatin (Minyak Goreng Tumpah ke Permuakaan Laut;  Migrasi Minyak Goreng; Mendeteksi Penimbun Minyak Goreng)
29 Nur Chy (Minyak Goreng)
30 Nok Ir (Hikayat Debar di Tengah Dadar Lebar; Negeri Kalut Berisi Para Badut)
31 Nuri Anis (Rakyat dan Minyak Goreng; Minyak Goreng dan Penantian)
32 Piet Yuliakhansa (Paling Cuan; Satu Gorengan Saja)
33 Porman Wilson Manulu (Ketika Itu)
34 Putri Bungsu (Di Kota Kecil Ini)
35 Prawiro Sudirjo (Minyak Goreng Halusinasi)
36 Ratman Aspari (Emak-Emak Menggugat)
37 Riki Utomi (Kata-Kata Luka; Air Mata; Membaca Kuali dan Minyak) 
38 Rouzil Armiza Shamsir (Si Hitam Pekat)
39 Sapto Wardoyo (Mencari Minyak Goreng; Di Supermarket Ada yang Tiba-Tiba Beralih Rupa)
40 Sulastri/Uleceny (Kata-Kataku Saja; Nyuk Nyak Minyak Goreng)
41 Supianoor (Ada Air Mata di Negeri Sawit)
42 Sulistyo (Minyak Goreng; Emak Ikut Mengantre; Sebuah Pertanyaan dari Lelaki Lugu dan Wagu)
43 Tarmizi Rumahitam (Sajak Rumahitam 22032022: Minyak Goreng)
44 Vito Prasetyo (Etalase Kartel)
45 Wadi Purwo (Dunia Sandal Jepit)
46 Wanto Tirta (Minyak Klentik; Suara Ibu-Ibu dari Dapur)
47 Warsono Abi Azzam (Betapa; Ada Jejak)
48 Wawan Hamzah Arfan (Negeri Dongeng Minyak Goreng; Minyak Goreng Bukan Vitamin)
49 Wawan Kondo (Wajan Melongo)
50 Yahya Yabo (Paket Untuk Negeri; Negeri Muram)
51 Yin Ude (Kertas-Kertas Sajakku; Kenangan Tentang Kebun Kakek)
52. Yuliani Kumudaswari (Woro-Woro; Balada Jelantah)

Para penulis yang belum kirim biodata harap menyusulkannya ke email: pusirakyat2022@gmail.com. Biodata berbentuk narasi, maksimal 4 (empat) kalimat.

"Setelah ebook diluncurkan (rencananya) pada pertengahan April 2022, panitia akan mengirim pdf ke email dan penulis bebas membagikan maupun mencetak secara mandiri," kata Mustafa Ismail yang dikenal redaktur dan sastrawan Indonesia. (zal/inilampung)



LihatTutupKomentar

Terkini