Isbedy Stiawan ZS
SALAM KEPADA MALAM,
SALAM KEPADA ALAM
kepada malam kepada alam
sampaikan salam; selamat
dan sejahtera!
lelaki ummi itu terbatabata
ketika ada yang datang
dan memintanya membaca
“bagaimana bisa, aku buta
huruf. setiap kata yang kulihat
hanya samar?”
baca, ulangnya lagi
aku tak bisa, apa yang
akan kubaca untukmu?
lalu tubuhnya amat gigil
bukan karena di udara dingin.
tak pula karena demam
ia gigil
sebab ia tak mampu membaca
kalam suci itu; ia ketakutan
karena ragu yang dibaca
tak sampai pada pikirannya
berkalikali, berulang kata
baca disodorkan. hingga
lelaki ummi itu membacanya
dengan menyebut nama Allah
“iqra, iqra bismirobbikallazi
khalaq. khlaqal-insana min ‘alaq.”
bahwa membaca dengan menyebut
nama Allah yang mencipta manusia
dari segumpal darah. lalu apa yang
mesti aku sombong. tak pantas
angkuh, apatah lagi membantah
setiap aturan dan kewajiban
dari Tuhan untuk manusia sepertiku
maka salamku pada malam
pertama Alquran datang
salamku pada alam
karena Alquran menjaga
yang hidup di semesta ini
salam salam
di dalam Alquran
kita hidup dan dijaga
ini malam, kali pertama
Alquran diturunkan
ayat pertama, sang ummi
diperintah; baca! baca!
dengan nama Allah
yang telah mencipta
manusia dari segumpal darah
lalu, jadi khalifah
memimpin seluruh makhluk
di bumi. menuju kesucian
menghujjah kebenaran
Lampung, Selasa 19 April 2022
Puisi Isbedy Stiawan ZS tersebut memenangi Sayembara Puisi Nuzulul Quran yang digelar Gaksa Asean Malaysia pimpinan Dr. Irwan Abubakar.
Berikut juara kedua dan ketiga, yaitu Paridah Ishak dengan puisi “Mukjizat Kasih”, dan Hamimah Ibrahim (“Mukjizat Teragung”).
Pengumuman lomba disampaikan hari ini (28/04) melalui grup WA Esastra Vaganza Asean. (zal/inilampung)