Ada Pembiaran Bentrok Lampung Selatan
itoday - Aparat keamanan seolah-olah membiarkan bentrok antar warga di Kalianda, Lampung Selatan yang menewaskan 14 orang.
"Konflik horizontal bernuansa SARA yang terjadi di Lampung Selatan belakangan ini patut disesalkan semua pihak, seakan-akan dibiarkan oleh aparat keamanan," kata pengamat sosial, Maskut Candranegara kepada itoday, Rabu (31/10).
Menurut Maskut, indikasi adanya pembiaran bentrok di Kalianda, Lampung Selatan terlihat hari pertama pecah kerusuhan sudah menelan korban jiwa tiga orang dan enam luka berat bersamaan peringatan Sumpah Pemuda 28 oktober 2012.
"Konon aparat gabungan polisi/TNI 800 personil diterjunkan, namun pada hari kedua konflik semakin memanas, sehingga total korban jiwa 14 orang," jelasnya.
Maskut tidak mengetahui secara persis peristiwa bentrok warga di Kalianda, Lampung Selatan terkait akan disahkannya RUU Kamnas. "Saya tidak tahu persis apakah ini terkait dengan RUU Kamnas apa tidak, TNI diturunkan dalam penanganan kerusuhan ini. Yang saya lihat TNI kali ini turun membantu mengevakuasi warga dari kampung yang diserang ke tempat pengungsian," ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengatakan negeri ini bagaikan tanpa pemimpin, kerusuhan terjadi di mana-mana, belum reda di Lampung sudah muncul lagi di Poso Sulawesi Tengah. Sebelumnya terjadi di Sampang Madura, Papua, Ambon dan di beberapa tempat lain.
"Tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, geng motor, premanisme, ormas mengatasnamakan agama dan masih banyak lagi. Negara tidak boleh membiarkan rakyatnya mati sia-sia tanpa dibela oleh negara yang punya aparat digaji uang rakyat," pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bentrok antar kampung di Kalianda, Lampung Selatan dipicu oleh peristiwa yang terjadi sebelumnya pada Sabtu (27/10).
Peristiwa itu berawal dua remaja putri asal Desa Agom yang sedang mengendarai sepeda motor terjatuh setelah sebelumnya sempat cegat oleh pemuda asal Desa Balinuraga di Desa Waringin Harjo. Akibatnya kedua remaja putri asal Desa Agom terjatuh dari sepeda motornya.
Menurut Kapolres Lampung Selatan AKBP Tatar Nugroho permasalahan tersebut sebenarnya sudah sempat ditengahi dan diselesaikan oleh kepala desa kedua belah pihak.
Namun lanjut Kapolres, ada isu bahwa pemuda asal Desa Balinuraga sempat melakukan tindak pelecehan saat melakukan pertolongan kepada kedua remaja putri asal Desa Agom yang terjatuh dari motor sehingga emosi massa pun tersulut.