Hai, Sahabat. . Hari ini, saya akan membahas tentang Apa itu, Penyebab, Faktor Pemicu, Faktor Resiko, Gejala, Dampak Buruk, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mengendalikan Penyakit Asma.
Daftar isi
WHO mengestimasi sekitar 235 juta populasi dunia adalah penderita asma. Selain itu, menurut data dari Riset Data Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia 2013, penderita asma di Indonesia adalah 4.5 persen dari keseluruhan penduduk. Asma bisa menyerang siapa pun dan belum bisa disembuhkan. Namun penanganan yang tepat dapat mengontrol serangan dan penderita bisa menikmati hidup berkualitas.
Beriut adalah penjelasan mengenai 'Apa itu Asma'.
Asma adalah salah satu jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti: nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua. Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti: asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan asma. Ketika paru-paru teriritasi oleh faktor pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan napas terasa berat.
Penyebab penyakit asma belum diketahui sampai saat ini. Namun, penderita asma memiliki saluran pernapasan yang bengkak dan sensitif. Ketika terpapar faktor pemicu asma, maka saluran pernapasan lebih mudah menyempit dan tersumbat lendir.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memicu penyakit asma, antara lain: Infeksi (terutama yang berhubungan dengan saluran napas atas seperti flu), Bulu binatang, Asap rokok, polusi udara, Obat-obatan (misalnya: obat pereda sakit, anti-inflamasi nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen), Emosi berlebihan, Alergi makanan (misalnya: alergi kacang-kacangan), Stres, Cuaca (misalnya: udara dingin, lembab), Debu, Olahraga berlebihan, dan lain-lain.
Begitu faktor pemicu asma telah diketahui, usahakan untuk menghindarinya agar dapat mengontrol gejala atau serangan asma.
Walaupun penyebab asma secara pasti belum diketahui. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap penyakit asma, di antaranya: Memiliki riwayat keluarga berpenyakit asma, Menderita bronkitis, Terpapar asap rokok pada masa kanak-kanak, Ibu merokok saat mengandung pasien, Lahir sebagai bayi prematur atau berat badan lahir rendah, dan lain-lain.
Kebanyakan penderita asma pasti pernah merasakan kesulitan bernapas. Penderita dengan kondisi parah, mungkin mengalaminya lebih sering. Gejala asma antara lain: mengi (suara yang dihasilkan udara saat melalui saluran pernapasan yang menyempit), dada terasa seperti ada yang menghimpit, batuk, dan sulit bernapas.
Gejala-gejala tersebut dapat dikategorikan sebagai asma, apabila:
Berikut adalah dampak buruk yang dapat disebabkan oleh Asma.
Asma adalah penyakit menahun. Apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat, maka dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kualitas hidup. Dampak buruk asma, antara lain: Mudah lelah, Masalah psikologis (seperti depresi), Gangguan pertumbuhan pada anak-anak, Refractory asthma (kondisi asma parah walaupun sudah dengan penggunaan terapi maksimal), Gagal napas, Kerusakan paru-paru, dan lain-lain.
Untuk memastikan diagnosis asma, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Dimulai dari wawancara pasien dengan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, seperti: kapan gejala tersebut muncul beserta frekuensinya, apakah sesak napas disertai nyeri dada, serta riwayat kesehatan keluarga. Jika informasi yang didapat mengarah pada penyakit asma, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium. Berikut ini adalah tes yang umumnya dilakukan dokter dalam proses diagnosis asma:
Pengobatan asma memiliki dua tujuan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Pengobatan asma ini harus disesuaikan dengan hasil diagnosis dokter dan kondisi penderita asma. Pengobatan asma antara lain:
Walaupun asma tidak dapat disembuhkan, namun penderitanya dapat menjalani hidup berkualitas jika melakukan cara-cara di bawah ini untuk mengendalikan asma, di antaranya:
Jika penggunaan inhaler pereda semakin sering, konsultasikan ke dokter. Bisa saja rencana pengobatan kamu membutuhkan penyesuaian dengan kondisi kamu.
Demikianlah penjelasan tentang Apa itu, Penyebab, Faktor Pemicu, Faktor Resiko, Gejala, Dampak Buruk, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mengendalikan Penyakit Asma.
Lihat juga:
Semoga bermanfaat. .
Daftar isi
- Apa itu Asma?
- Penyebab Asma
- Faktor Pemicu Asma
- Faktor Resiko Asma
- Gejala Asma
- Dampak Buruk Asma
- Diagnosis Asma
- Pengobatan Asma
- Cara Mengendalikan Asma
WHO mengestimasi sekitar 235 juta populasi dunia adalah penderita asma. Selain itu, menurut data dari Riset Data Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia 2013, penderita asma di Indonesia adalah 4.5 persen dari keseluruhan penduduk. Asma bisa menyerang siapa pun dan belum bisa disembuhkan. Namun penanganan yang tepat dapat mengontrol serangan dan penderita bisa menikmati hidup berkualitas.
Apa itu Asma?
Beriut adalah penjelasan mengenai 'Apa itu Asma'.
Asma adalah salah satu jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti: nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua. Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti: asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan asma. Ketika paru-paru teriritasi oleh faktor pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan napas terasa berat.
Penyebab Asma
Penyebab penyakit asma belum diketahui sampai saat ini. Namun, penderita asma memiliki saluran pernapasan yang bengkak dan sensitif. Ketika terpapar faktor pemicu asma, maka saluran pernapasan lebih mudah menyempit dan tersumbat lendir.
Faktor Pemicu Asma
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memicu penyakit asma, antara lain: Infeksi (terutama yang berhubungan dengan saluran napas atas seperti flu), Bulu binatang, Asap rokok, polusi udara, Obat-obatan (misalnya: obat pereda sakit, anti-inflamasi nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen), Emosi berlebihan, Alergi makanan (misalnya: alergi kacang-kacangan), Stres, Cuaca (misalnya: udara dingin, lembab), Debu, Olahraga berlebihan, dan lain-lain.
Begitu faktor pemicu asma telah diketahui, usahakan untuk menghindarinya agar dapat mengontrol gejala atau serangan asma.
Faktor Resiko Asma
Walaupun penyebab asma secara pasti belum diketahui. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap penyakit asma, di antaranya: Memiliki riwayat keluarga berpenyakit asma, Menderita bronkitis, Terpapar asap rokok pada masa kanak-kanak, Ibu merokok saat mengandung pasien, Lahir sebagai bayi prematur atau berat badan lahir rendah, dan lain-lain.
Gejala Asma
Kebanyakan penderita asma pasti pernah merasakan kesulitan bernapas. Penderita dengan kondisi parah, mungkin mengalaminya lebih sering. Gejala asma antara lain: mengi (suara yang dihasilkan udara saat melalui saluran pernapasan yang menyempit), dada terasa seperti ada yang menghimpit, batuk, dan sulit bernapas.
Gejala-gejala tersebut dapat dikategorikan sebagai asma, apabila:
- Sering kambuh
- Gejala asma terasa lebih berat pada tengah malam dan awal pagi hari
- Sepertinya terjadi sebagai respons dari pemicu asma, misalnya: aktivitas fisik berlebihan atau terpapar alergen (seperti bulu binatang)
- Gejala asma yang memburuk dalam waktu singkat, dikenal sebagai serangan asma. Ini bisa terjadi tiba-tiba atau bertahap selama beberapa hari.
- Aktivitas makan, bicara, dan tidur terganggu oleh kesulitan bernapas
Dampak Buruk Asma
Berikut adalah dampak buruk yang dapat disebabkan oleh Asma.
Asma adalah penyakit menahun. Apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat, maka dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kualitas hidup. Dampak buruk asma, antara lain: Mudah lelah, Masalah psikologis (seperti depresi), Gangguan pertumbuhan pada anak-anak, Refractory asthma (kondisi asma parah walaupun sudah dengan penggunaan terapi maksimal), Gagal napas, Kerusakan paru-paru, dan lain-lain.
Diagnosis Asma
Untuk memastikan diagnosis asma, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Dimulai dari wawancara pasien dengan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, seperti: kapan gejala tersebut muncul beserta frekuensinya, apakah sesak napas disertai nyeri dada, serta riwayat kesehatan keluarga. Jika informasi yang didapat mengarah pada penyakit asma, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium. Berikut ini adalah tes yang umumnya dilakukan dokter dalam proses diagnosis asma:
- Spirometri
- Tes Kadar Arus Ekspirasi Puncak
- Tes respons saluran napas
- Pemeriksaan alergi
Adalah salah satu cara diagnosis asma dimana Pasien akan diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secepat mungkin ke dalam alat spirometer. Tes ini ditujukan untuk mengukur kinerja paru-paru yang berpatokan pada volume udara yang dapat pasien hembuskan dalam satu detik dan jumlah total udara yang diembuskan.
Diagnosis asma ini dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat hembusan udara. Dokter akan meminta kamu menghembuskan napas secepat mungkin ke dalam alat peak flow meter (PFM). Hasilnya akan memerlihatkan seberapa cepat kamu dapat menghembuskan udara dari paru-paru dalam satu kali nafas.
Diagnosis asma ini dilakukan untuk mengetahui reaksi saluran napas jika terpapar salah satu pemicu asma. Kamu akan diminta untuk menghirup serbuk kering (mannitol) yang jumlahnya ditingkatkan seiring tes berlangsung. Kemudian kamu akan menghembuskan napas ke spirometer untuk melihat seberapa tinggi tingkat perubahan FEV1 dan FVC setelah terkena pemicu. Jika turun drastis, maka kemungkinan besar pasien mengidap asma.
Salah satu cara diagnosis asma ini dilakukan untuk mengetahui apakah gejala asma terjadi karena alergi terhadap sesuatu.
Pengobatan Asma
Pengobatan asma memiliki dua tujuan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Pengobatan asma ini harus disesuaikan dengan hasil diagnosis dokter dan kondisi penderita asma. Pengobatan asma antara lain:
- Menghindari pemicu munculnya gejala asma
- Penggunaan Inhaler, di antaranya:
- Menggunakan inhaler pereda – digunakan untuk mengatasi gejala asma dalam jangka pendek dengan membuat saluran pernapasan rileks
- Penggunaan inhaler pencegah – digunakan rutin setiap hari untuk mengurangi radang pada saluran pernapasan dan mencegah gejala asma kambuh
- Penggunaan inhaler kombinasi pencegah dan pereda – digunakan setiap hari agar mencegah timbulnya gejala asma serta membuat saluran pernapasan rileks dalam jangka waktu lebih lama
- Obat-obatan Asma
- Membuat Rencana Penanganan Asma
Selain penanganan dengan inhaler, obat asma kadang juga diperlukan dalam pengobatan asma. Umumnya, obat asma diberikan untuk membantu melebarkan saluran pernapasan dengan melemaskan otot-otot di sekelilingnya.
Dokter akan memandu kamu untuk membuat jurnal penanganan asma individual. Di dalamnya terdapat informasi mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, bagaimana cara memonitor kondisi, dan apa yang harus dilakukan apabila terjadi serangan asma. Sebaiknya, rencana penanganan asma ini ditinjau ulang setidaknya satu kali dalam setahun. Jika gejala asma memburuk, peninjauan harus dilakukan lebih sering.
Cara Mengendalikan Asma
Walaupun asma tidak dapat disembuhkan, namun penderitanya dapat menjalani hidup berkualitas jika melakukan cara-cara di bawah ini untuk mengendalikan asma, di antaranya:
- Mengenali dan menghindari pemicu asma
- Mengenali serangan asma dan langkah pengobatan yang tepat
- Menggunakan obat yang diberikan oleh dokter secara teratur
- Perhatikan kondisi saluran napas kamu
Jika penggunaan inhaler pereda semakin sering, konsultasikan ke dokter. Bisa saja rencana pengobatan kamu membutuhkan penyesuaian dengan kondisi kamu.
Demikianlah penjelasan tentang Apa itu, Penyebab, Faktor Pemicu, Faktor Resiko, Gejala, Dampak Buruk, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mengendalikan Penyakit Asma.
Lihat juga:
- Hipertensi : Apa Itu, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Jenis-Jenis, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mencegah
- Lupus : Apa Itu, Penyebab, Faktor Risiko, Jenis-Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Dan Pencegahan
- Diabetes : Apa Itu, Jenis-Jenis, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, Pengobatan, Dan Pencegahan
Semoga bermanfaat. .