Suasana Kajian kitab Risalah Ahlussuh Waljama'ah, di kantor MWC NU Sukosari |
Ketua MWC NU Kecamatan Sukosari, Ustadz Fajri, menyampaikan bahwa pemilihan kitab Risalah Ahlussunnah Waljama’ah sebagai bahan kajian adalah untuk terus menambah pemahaman kepada para pengurus MWC NU, Pengurus Ranting NU ataupun kepada kader NU secara umum tentang Ideologi yang dianutnya.
“Kitab ini sangat cocok untuk member pemahaman kepada warga NU, apalagi kepada anak muda di zaman sekarang, agar tidak salah dalam memilih ideologi. Lebih-lebih dengan kajian kitab ini orang-orang islam terhindar dari kebodohan dan kesesatan,” ungkap ketua MWC NU Sukosari itu.
Baca Juga :
- Urgensi Digitalisasi Khazanah Santri di Era Disrupsi
- Pasca Konferensi, MWC NU Tenggarang Adakan Rapat Perdana
- Mengusir Covid-19 Dengan Burdah
Sementara itu H. Tatak Syaifullah, M.H.I, selaku pemantik kajian yang diadakan MWC NU Sukosari tersebut menjelaskan agar para pengurus NU ataupun masyarakat luas secara umum untuk senantiasa berada di jalan yang lurus.
H. Tatak Syaifullah, M.H.I, pemantik dalam kajian Risalah Ahlussunah Waljama'ah |
“Seperti yang di sabdakan Rasuluaallah, sebenar-benarnya ucapan itu adalah Al-Qur’an, Al-Qur’an itu tidak pernah bohong dan tidak pernah di manipulasi,” jelas Gus Tatak disela-sela penyampaian materi dalam kitab Risalah Ahlussunah wal Jama’ah.
“Dan Sebaik-sebaik petunjuk adalah Al Quran,” imbuhnya kemudian
Tidak hanya sampai disitu, melalui kitab yang dijadikan bahan kajian oleh MWC NU Sukosari, Gus Tataq, juga menyampaikan perilaku-perilaku yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang NU. Warga NU dalam mengambil keputusan, kata Gus Tataq, tidak lah benar jika hanya memikirkan dirinya sendiri.
“Pilihan yang baik itu adalah untuk kemaslahatan, tidak hanya menguntungkan diri sendiri, akan tetapi juga menguntungkan orang lain. Itulah yang dimaksud pilihan baik,” tegas Gus Tatak.
Dipenghujung kajian, Gus Tatak, menyampaikan bahwa kitab yang dikarang oleh Cucu KH. Hasyim Asy’ari itu adalah sebuah kitab yang cocok untuk menjadi bahan kajian kader-kader NU, karena mampu menjawab persoalan-persoalan zaman sekarang. Beliau juga menyarankan agar setiap pribadi memiliki kitab Risalah Ahlussunah Waljama’ah itu.
“Saya harap semua yang iku kajian ini memiliki sendiri-sendiri kitab ini,” harapnya
Pantauan di lapangan kajian yang di pimpin oleh Gus Tatak itu, dihadiri oleh pengurus MWC NU, Ranting NU, Ansor, Kader PKPNU Sukosari serta dihadiri oleh dua Kepala Desa, yaitu Sukarjono, SH, Kepala Desa Pecalongan dan Kepala Desa Nogosari, Khoirul Umam.
Penulis : Muhlas
Editor : Gufron