Peringati perayaan Hari Santri, MWCNU Taman Krocok gelar upacara |
Meski perdana, upacara ini diikuti dengan antusias oleh seluruh pengurus MWCNU, Ranting NU, Banom, guru dan murid Yayasan Ar-Rahman Paguan serta seluruh kader PKPNU lintas angkatan.
Petugas upacara HSN 2021 ini diambil dari pengurus MWCNU, mulai dari Mustasyar, Syuriyah dan Tanfidziah, IPNU-IPPNU, Fatayat NU, Muslimat NU, dan Banser.
Baca Juga :
- PC LBM NU Bondowoso Tengahi Pro-Kontra Dengan Bahtsul Masa'il
- Mas Andry dan Legenda Pendamping Desa
- Gelorakan Merdeka Belajar, LP Ma’arif NU Bondowoso Gelar Raker dan Workshop GSM
Sekretaris MWCNU Taman Krocok, Ernadiyono, mengungkapkan bahwa yang menjadi motivasi dilaksanakannya Upacara HSN 2021 perdana di MWCNU Taman Krocok ini adalah program kerja MWCNU Taman Krocok, yaitu Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).
Suasana upacara MWCNU di Lapangan balai Desa Paguan |
Ia menambahkan, upacara perdana yang dilaksanakan oleh MWCNU Taman Krocok sengaja dikemas sederhana karena masih dalam suasana Pandemi Covid-19.
“Karena ini masih awal, kami harap tahun depan lebih meriah lagi sehingga NU di Taman Krocok semakin dikenal oleh masyarakat,” harapnya.
Sementara Katib Syuriyah MWCNU Taman Krocok yang bertugas sebagai Inspektur Upacara, Ustad Khairul Faiz, menyebut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri tanggal 22 Oktober 2015 sebagai bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri.
Ustad Faiz juga menyebut, jika tidak ada seruan resolusi jihad dari Rais Akbar, KH. Hasyim Asy’ari, tidak akan ada peristiwa 10 November di Surabaya yang hari ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Selain itu, ia juga menyebut momentum Hari Santri Nasional ini harus ditransformasikan sebagai gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan.
“Spirit dari nasionalisme adalah bagian dari hubbul wathan minal iman. Hal ini harus terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalis agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ustad Faiz menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri Nasional juga harus dijadikan sebagai revitalisasi etos moral kesederhanaan, asketisme, dan spiritualisme.
Baca Juga :
- Rayakan Hari Santri Nasional, PCNU Bondowoso adakan Pembacaan 1 Milyar Shalawat Thibbil Qulub
- Langkah Padu Santri NU untuk Negeri
“Hal tersebut harus melekat pada santri, karena memang itulah karakter santri. Selain itu, etos tersebut juga penting untuk dimiliki seorang santri sebagai tameng diri menghadapi realita sosial,” pungkasnya.
Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2021 ini diakhiri dengan makan bersama sebagai penyambung keakraban antar pengurus dan kader Nahdlatul Ulama.
Penulis : Muhlas
Editor : Gufron