Soal Perayaan Tahun Baru, PCNU Buka Suara

K. Yusuf Hasyim, Ketua PCNU Pati


PATI - Memungkasi kalender masehi, selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas. Perayaan pergantian tahun, hampir pasti diiringi dengan kemeriahan. 

Tahun ini, suasana kemeriahan tahun baru 2022 tampaknya akan sedikit redup. Pasalnya, seperti diketahui bersama, situasi pandemi di negeri ini masih belum menemui ujung. 

Namun demikian, beberapa komunitas warga, khususnya Kabupaten Pati masih berencana menyelenggarakan tahun baruan meskipun secara sederhana. Sawego misalnya, warga Dukuh Sentul, Desa Gembong ini telah menyusun agenda perayaan tahun baru walau hanya dengan keluarga kecilnya. 

"Saya merayakan tahun baru sama anak-istri. Karena kan sekarang masih pandemi. Kalau dulu meriah bersama orang banyak, ya sekarang ambil baiknya saja. Kita bisa lebih akrab dengan keluarga," terang dia kepada pcnupati.or.id, Jumat (31/12) siang ini. 

Pandemi ini, menurut Sawego, sekaligus menjadi peringatan bagi ummat manusia agar lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Ia menyebut bahwa sudah saatnya Bangsa Indonesia mengintrospeksi diri dan berbenah, bukan malah menyesali keadaan. 

"Kita ambil hikmahnya saja. Berkat pandemi mungkin Allah lagi pengen membuat kita dekat kepada-Nya. Tahun baru mengingatkan kita bahwa usia semakin tambah, tapi jatah usia terus berkurang. Yakan?," tambahnya.  

Komentar PCNU

Senada dengan Sawego, PCNU Pati pun angkat bicara soal perayaan tahun baru 2022. Saat ditemui oleh pcnupati.or.id, Jumat (31/12) pagi tadi, ketua NU Pati, K. Yusuf Hasyim mengimbau masyarakat agar menggunakan tahun baru sebagai media muhasabah atau introspeksi diri. 

"Selama satu tahun ini, kita muhasabah lebih banyak baiknya atau malah sebaliknya. Lebih banyak mana kebaikan kita tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Rumus ini bisa jadi barometer agar kita bisa semakin baik dan semakin baik ke depan," tuturnya. 

Ia juga mengimbau khususnya kepada warga NU agar untuk merayakan tahun baru dengan hal-hal positif. Lebih lanjut, pria asal Winong ini mengajak masyarakat untuk mempergunakan momentum malam tahun baru sebagai media mendekatkan diri kepada Allah.

"Contohnya banyak. Kita bisa muhasabah, tafakur, tasyakkur, Istighotsah agar bangsa Indonesia dihindarkan dari segala bencana, musibah, bala', bukan malah begadang, berfoya-foya, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang mubazir," pungkas dia.(lut/ltn)

LihatTutupKomentar

Terkini